Produksi Konten Video itu Asyik

Group

Selain meracik kopi di 2019 ini saya mencoba mendalami produksi konten ya bisa dibilang sedikit ilmu filming gitulah, hal yang dipelajari lebih ke arah perencanaan pembuatan konten filmnya bagaimana, okay saya coba share berdasarkan bullet point berikut ya.

Tentukan target

Ini hal yang lumrah dalam sebuah perencaan dan bukan hanya untuk filming production saja, target yang dicapai bisa berasal dari diskusi dengan kerabat kerja, inspirasi dari hal-hal unik di internet atau bahkan lucunya saya berdiskusi dengan diri sendiri untuk menentukan target ini..

Nah, mulailah saya bertanya pada diri sendiri apa alasan membuat konten ini, target pesertanya siapa, estimasi budget yang akan digunakan berapa, kebutuhkan untuk pre-pro-post production apa saja seperti kamera, lighting, studio, make-up artist dan segala hal teknikal lainnya.

Yang paling buat saya bingung adalah ketika memikirkan bagaimana menentukan tingkat kesuksesan dari konten ini, dilain hal limit pada pengetahuan saya tentang filming production ini juga loh, kan bingung jadinya gimana ahahaha, tapi asyik sih jadi gila sendiri ngomong sendiri ya seperti biasa lah, mba-mba resepsionis di tempat saya tinggal juga kadang nanya mas kok sering ngomong sendiri :v ya mau gimana lagi emang gini adanya mbak.

Eh ada satu sih yang paling bikin frustasi itu, biasanya kalau lagi seminar atau diundang konser (eyaaaaa) selalu saya tanyakan “Apa yang ingin disampaikan ke audiencenya?” nah kalau soal filming production ini mungkin lebih tepatnya “Apa yang pemirsa pikirkan setelah melihat konten saya ini?” keren kan? ya gpp namanya juga lagi bicara sama diri sendiri, gak rugi kok!

Riset

Setelah menentukan target barulah saya riset kecil-kecilan, cari referensi dan nonton sana-sini, bahkan seluruh element film saya tonton tanpa terkecuali :) seriusan! Banyak aspek sih di riset ini karena saya belum punya mentor dibidang ini jadinya sembarangan aja comot referensinya, tapi saya tahu kok kemana arahnya hohoho.

Karisma

Ini nih, saya sempat ngobrol kemarin dengan salah seorang yang sudah melalang buana di industri konten ini, saya gak enak menyebutkan namanya tapi kalau share ilmunya ditulisan ini gak apa-apa katanya.

Jadi gini, kalau pernah nonton video kursus di Masterclass itu tone videonya punya ciri khas banget kan? mau siapa instrukturnya tetap aja backgroundnya hitam, terus kalau nonton di Skillshare pasti kelihatannya lebih bersih aja tone videnya. Pokoknya dari suara, video, visualisasi dan element yang ada dalam konten yang kita buat harus punya ciri khas kuat dengan produk yang kita buat.

Jika konsep diatas kita implementasikan maka orang akan mudah mengingat identitas kita. Obrolan saya dengan orang itu berlanjut ke konten-konten iklan Thailand yang kreatif dan penempatan Call to Action yang keren. Ada banyak sih yang kita bahas juga seperti konsep iklan video dengan animasi, video pernikahan, Vlog, Webinars, Unboxing dan product review. Ada satu yang saya lupa diskusikan dengan doi yaitu video behind-the-scenes :v karena menurut saya video ini unik dan lepas aja feelnya.

Skrip dan Storyboard

Cerita pertemuan diatas udah yak, lanjut lagi ke pengalaman pribadi saya biar asyik aja, jadi menulis skrip ini susah-susah gampang dan tergantung mood juga kemarin. Skrip disini kalau untuk konten film menggunakan konsep dua kolom yaitu audio dan visual. Contohnya saya buatkan gambar deh pasti lebih mengerti kalau sudah lihat gambar dibawah.

Group

Terus ini hal konyol lagi satu yang bikin capek banget buat konten, apakah dia? storyboard nama kerennya, tujuannya untuk menentukan kita ambil shot apa saja terus hal apa yang bisa ditambah dan dikurangi di konten kita akan kelihatan semua disini, hampir sama kayak membuat cerita game sih, kenapa? game-game bagus itu pasti cerita yang ditulis itu bagus karena pada dasarnya sebuah game itu bercerita, nah storyboard ini samalah seperti itu.

Group

Animasi

Ini sih jangan ditanya lagi karena saya paling gak jagi hal ini, dulu aja pas awal-awal berlangganan adobe saya ingin membuat animasi di premiere pro, kan absurd yak? yowes gak apa-apa kalau masalah animasi yang penting jago pakai sketch app hihih.

Kesimpulan

Intinya apa? buat konten itu gak mudah dan perlu banyak waktu untuk mempelajari hal-hal yang saya sebutkan diatas dan itupun tidak bisa dilakukan sendiri, lalu gimana? KOLABORASI! jangan rakus karena ini 2019 sudah saatnya kita kolaborasi untuk konten di Indonesia yang lebih bagus.

Untuk hasilnya nanti saya share yak, ini masih sebatas riset dan produksi rumahan, anyway, Yuk! ngobrol-ngobrol

Referensi aplikasi yang saya gunakan:

  • Final Draft
  • Adobe Premiere Pro
  • Pages (ganti ke MS. Word bisa)
  • Sketch App
  • Studibinder (versi gratisan untuk 1 proyek)

Referensi hardware jangan yak ;)